Biarkan aku membawamu terbang dengan puisi
Biarkan aku mencintaimu dengan kemewahan terakhir yang kupunya
Biarkan aku mengunjungimu setiap waktu, karena rinduku terus menggebu
Bahkan ketika sedang bersamamu
Biarkan aku merayumu, sungguh aku suka jika kamu tersipu malu
Mungkin aku sedikit berbohong,
Jika kukatakan kamu seperti bidadari,
Karena tidak pernah sekalipun aku melihat bidadari
Tetapi kamu pasti tahu, itu semua kulakukan karena kamu telah masuk begitu dalam ke palung hatiku.
Mungkin aku berbohong lagi dengan menyebut palung hati,
Tetapi biarkan aku mengatakan semua itu.
Biarkan aku menatapmu lebih dalam
Jangan berpaling dulu, karena
Aku sedang mencari jawaban cintaku dimatamu
-
Adi S-
dia mengetuk pintuku
ketika tak terbuka
dia mendobraknya
tapi walaupun tlah terbuka
dia tak menemukanku di dalamnya
dia bertanya kemana aku
tapi tak seorangpun tau
dimana aku
lalu dia berkata dia akan menemukanku..
dia bertanya ada apa denganku
tapi tak seorangpun tau
kenapa aku
lalu dia berkata dia akan mendapatkanku..
mungkin dia akan menemukanku
tapi dia tak akan pernah bisa
mendapatkanku….
Karna dia bukan untukku,
Dan akupun bukan untuk dia
-
tami , 241202 : 15:10-
Kamu menatapku tanpa senyum
Kemudian pergi
Diujung jalan ada tangan kasar melingkar dibahumu
Kamu menoleh ke belakang dan tersenyum
Aku balas senyummu dengan getir, dan kemudian terjaga
Tangan kasar itu akan mencekik lehermu sayang
Kamu masih diujung jalan
Dan aku masih disini
Menyusuri petak-petak
Ditempat inilah kehidupan dimulai lebih lambat
Bunga-bunga mekar dan hilang seketika
Pergi bersama tangan-tangan kasar
Tak seharusnya kupercayakan cintaku kepada waktu
Membiarkan matahari dan bintang yang menjaganya
-
Adi S-
Kutatap bintang yang bersinar
Kutanya pasti adakah cinta datang
Pada hati yang tak berharap
Kuhitung hari yang berlalu
Kumengingat adakah rasa indah
Yang terselip di hati ketika bersama
Kumenepis kalbu
Tatkala kutemukan jawab
Akan perasaan yang terbelenggu
Ada getar dihati
Ketika hangat membelai tubuh
Dari lembut jemarimu
Ada rindu yang tercipta
Bila hari yang kujelang
Tanpa dirimu di sisiku
Satu asa yang tlah hadir
Tuk milikimu di hatiku
Berbagi canda dan tawa
Setiap peristiwa yang terjadi
Tapi maaf itu semua hanya mimpi
Yang ingin kujelang bersamamu
Karna belum saatnya buka hatiku
Izinkanmu memilikiku…
-
tami 99-
Aku mencintai kesedihan yang berairmata
Aku mencintai kesedihan yang menangis
Yang tak bisa kudengar isaknya, kecuali tanda merah di bola matanya
Aku mencintai kesedihan yang dukanya terlalu dalam dan tak terduga
Aku mencintai kesedihan hingga ada jawaban
Aku mencintai kesedihan
Kuletakkan dalam ruang istimewa
Kuharap ia senang ditempat itu
Tak lagi berairmata
Dan bisa kulihat lagi matanya yang entah karena apa aku begitu suka menatapnya
Aku mencintai kesedihan
Aku rindu menatapi matanya
-
Adi S-
Aku heran
Kemana larinya bintang
Ketika awan gelap menutupi langit
Kemana larinya bulan
Ketika hujan mengguyur bumi
Tahukah kau,
Kulintasi luasnya samudera
Kuselami dalamnya lautan
Kudaki tingginya gunung
Hanya untuk mencari
Kepingan cinta yang tersisa…
Sekarang aku tau
Kemana perginya bintang dan bulan
Ketika langit malam tak bersinar cerah…
Mereka menghilang,
Untuk menemaniku
Mencari cinta yang hilang
Dan menyinari hatiku
Yang hampa tanpa kehadiranmu…
-
Tami – 12 Des 02-
Aku tidak ingin mempercayai apa yang kudengar
Aku juga tidak ingin mempercayai apa yang kulihat
Tetapi kamu dan dia tampak begitu mesra
Aku tidak tahu siapa yang sedang kamu permainkan
Aku atau dia
Atau kamu sedang mempermainkan kami berdua
Aku sungguh tidak mengerti, dengan apa yang pernah kau katakan padaku, dengan apa yang kudengar dan kulihat saat ini…
Mungkin perempuan memang begitu…
Tidak bisa benar-benar dipercaya
-
Adi S-
Kakiku melangkah kemana?
Kesana-kemari mencari tujuan
Tak ada jawaban dari segala bimbang
Tanganku meraih apa?
Susah payah mencari pegangan
Tak bertemu pada siapa berpegang
Hatiku ada dimana?
Disana senang disini senang
Tak ada kepastian dimana kuharus bersandar
Benarkah…?
Di matamu aku bagaikan semut kecil
Yang senantiasa diinjak manusia?
Benarkah…?
Di matamu aku bagaikan rakyat kecil
Yang siap ditindas oleh sang penguasa?
Benarkah…?
Di matamu aku bagaikan wanita jalang
Yang mengorbankan harga dirinya demi setumpuk uang?
Benarkah…?
Di matamu aku bagaikan malin kundang
Yang durhaka terhadap Sang ibu?
Benarkah…?
Di matamu aku bagaikan pengkhianat
Yang dengan mudah menodai kepercayaan?
-
Tami, 9 november ’02-
LAKI-LAKI vs laki-laki
Dulu dengan hatinya ia berbahagia
Karena hatinya ia juga kecewa dan sedih
Ia tumbuh menjadi LAKI-LAKI
Berteriak
Tertawa
Merayu dan menjadi pendosa
Ketika malam ia menangis
Kini ia tak percaya dengan hatinya
Tak pernah lagi kecewa dan sedih
Ia juga telah lupa cara berbahagia
Tetapi ia masih seorang laki-laki
-
Adi S-
Persembahan dari : www.planetcinta.com
www.planetcinta.com Mendukung Hasil Karya Tulis Para Penulis Lokal
Kirimkan karya2 terbaik anda, bersama kita
nikmati dan berbagi...
Love,
www.planetcinta.com