Sunday, February 26, 2006

Sebuah Dialog Puisi antara Venus dan Mars

Biarkan aku membawamu terbang dengan puisi
Biarkan aku mencintaimu dengan kemewahan terakhir yang kupunya
Biarkan aku mengunjungimu setiap waktu, karena rinduku terus menggebu
Bahkan ketika sedang bersamamu
Biarkan aku merayumu, sungguh aku suka jika kamu tersipu malu

Mungkin aku sedikit berbohong,
Jika kukatakan kamu seperti bidadari,
Karena tidak pernah sekalipun aku melihat bidadari
Tetapi kamu pasti tahu, itu semua kulakukan karena kamu telah masuk begitu dalam ke palung hatiku.

Mungkin aku berbohong lagi dengan menyebut palung hati,
Tetapi biarkan aku mengatakan semua itu.
Biarkan aku menatapmu lebih dalam

Jangan berpaling dulu, karena

Aku sedang mencari jawaban cintaku dimatamu

-Adi S-




dia mengetuk pintuku
ketika tak terbuka
dia mendobraknya
tapi walaupun tlah terbuka
dia tak menemukanku di dalamnya
dia bertanya kemana aku
tapi tak seorangpun tau
dimana aku
lalu dia berkata dia akan menemukanku..

dia bertanya ada apa denganku
tapi tak seorangpun tau
kenapa aku
lalu dia berkata dia akan mendapatkanku..


mungkin dia akan menemukanku
tapi dia tak akan pernah bisa
mendapatkanku….
Karna dia bukan untukku,
Dan akupun bukan untuk dia

-tami , 241202 : 15:10-


Kamu menatapku tanpa senyum
Kemudian pergi
Diujung jalan ada tangan kasar melingkar dibahumu
Kamu menoleh ke belakang dan tersenyum
Aku balas senyummu dengan getir, dan kemudian terjaga

Tangan kasar itu akan mencekik lehermu sayang

Kamu masih diujung jalan
Dan aku masih disini
Menyusuri petak-petak
Ditempat inilah kehidupan dimulai lebih lambat
Bunga-bunga mekar dan hilang seketika
Pergi bersama tangan-tangan kasar

Tak seharusnya kupercayakan cintaku kepada waktu
Membiarkan matahari dan bintang yang menjaganya

-Adi S-



Kutatap bintang yang bersinar
Kutanya pasti adakah cinta datang
Pada hati yang tak berharap

Kuhitung hari yang berlalu
Kumengingat adakah rasa indah
Yang terselip di hati ketika bersama

Kumenepis kalbu
Tatkala kutemukan jawab
Akan perasaan yang terbelenggu


Ada getar dihati
Ketika hangat membelai tubuh
Dari lembut jemarimu

Ada rindu yang tercipta
Bila hari yang kujelang
Tanpa dirimu di sisiku

Satu asa yang tlah hadir
Tuk milikimu di hatiku
Berbagi canda dan tawa
Setiap peristiwa yang terjadi

Tapi maaf itu semua hanya mimpi
Yang ingin kujelang bersamamu
Karna belum saatnya buka hatiku
Izinkanmu memilikiku…

-tami 99-


Aku mencintai kesedihan yang berairmata
Aku mencintai kesedihan yang menangis
Yang tak bisa kudengar isaknya, kecuali tanda merah di bola matanya

Aku mencintai kesedihan yang dukanya terlalu dalam dan tak terduga
Aku mencintai kesedihan hingga ada jawaban
Aku mencintai kesedihan
Kuletakkan dalam ruang istimewa
Kuharap ia senang ditempat itu

Tak lagi berairmata
Dan bisa kulihat lagi matanya yang entah karena apa aku begitu suka menatapnya

Aku mencintai kesedihan
Aku rindu menatapi matanya

-Adi S-


Aku heran
Kemana larinya bintang
Ketika awan gelap menutupi langit

Kemana larinya bulan
Ketika hujan mengguyur bumi

Tahukah kau,
Kulintasi luasnya samudera
Kuselami dalamnya lautan
Kudaki tingginya gunung
Hanya untuk mencari
Kepingan cinta yang tersisa…

Sekarang aku tau
Kemana perginya bintang dan bulan
Ketika langit malam tak bersinar cerah…

Mereka menghilang,
Untuk menemaniku
Mencari cinta yang hilang
Dan menyinari hatiku
Yang hampa tanpa kehadiranmu…

-Tami – 12 Des 02-


Aku tidak ingin mempercayai apa yang kudengar
Aku juga tidak ingin mempercayai apa yang kulihat

Tetapi kamu dan dia tampak begitu mesra

Aku tidak tahu siapa yang sedang kamu permainkan
Aku atau dia

Atau kamu sedang mempermainkan kami berdua

Aku sungguh tidak mengerti, dengan apa yang pernah kau katakan padaku, dengan apa yang kudengar dan kulihat saat ini…

Mungkin perempuan memang begitu…

Tidak bisa benar-benar dipercaya

-Adi S-


Kakiku melangkah kemana?
Kesana-kemari mencari tujuan
Tak ada jawaban dari segala bimbang

Tanganku meraih apa?
Susah payah mencari pegangan
Tak bertemu pada siapa berpegang

Hatiku ada dimana?
Disana senang disini senang
Tak ada kepastian dimana kuharus bersandar

Benarkah…?
Di matamu aku bagaikan semut kecil
Yang senantiasa diinjak manusia?

Benarkah…?
Di matamu aku bagaikan rakyat kecil
Yang siap ditindas oleh sang penguasa?

Benarkah…?
Di matamu aku bagaikan wanita jalang
Yang mengorbankan harga dirinya demi setumpuk uang?

Benarkah…?
Di matamu aku bagaikan malin kundang
Yang durhaka terhadap Sang ibu?

Benarkah…?
Di matamu aku bagaikan pengkhianat
Yang dengan mudah menodai kepercayaan?

-Tami, 9 november ’02-


LAKI-LAKI vs laki-laki


Dulu dengan hatinya ia berbahagia
Karena hatinya ia juga kecewa dan sedih
Ia tumbuh menjadi LAKI-LAKI

Berteriak
Tertawa
Merayu dan menjadi pendosa

Ketika malam ia menangis

Kini ia tak percaya dengan hatinya
Tak pernah lagi kecewa dan sedih
Ia juga telah lupa cara berbahagia

Tetapi ia masih seorang laki-laki

-Adi S-

Persembahan dari : www.planetcinta.com

www.planetcinta.com Mendukung Hasil Karya Tulis Para Penulis Lokal

Kirimkan karya2 terbaik anda, bersama kita
nikmati dan berbagi...

Love,
www.planetcinta.com

Monday, February 20, 2006

Coretan 30 menit untuk Komunitas Bunga Matahari

dimana puisiku?
siapa menyembunyikannya?

begitu banyak ketidakadilan di negri ini
mengapa kalian diam saja?

dimana puisimu?
kau janji akan menerbitkannya
hilangkah nuranimu?


-aku dan semua puisi itu-

Kalian selalu saja berdusta
merangkai kata dengan indahnya
Kalian selalu saja menggumam
tentang keindahan surga duniawi

lihatlah disini : langit tak lagi berpelangi
semua keindahan tak kuasa lagi terbeli
janji manis marak menjarah kata
si lemah pun kian menderita
terbunuh nasib yang kita cipta


-ketika huruf berproses untuk protes-


luka
dimana-mana luka
dunia kini penuh luka
hingga luka tak sadar, ia pun tengah terluka

-untuk jiwa yang terluka-

Mereka bilang kebun ini berbeda
banyak bunga bermain kata
kuragu mereka mengada-ada
inikah masa kala 'kata' mulai berkarya?


-untuk friendster BungaMatahari-